Betapa bahagianya ketika melihat adik-adik junior nurses yang baru bekerja di Saudi Arabia beberapa bulan lalu, kini sudah bisa berumrah dan bahkan berhaji.
Sebuah kenikmatan yang luar biasa, menurut saya. Betapa tidak, untuk bisa berumrah dari Indonesia, kita harus merogoh kocek paling tidak 25 jeti. Uang banyak kan?
Apalagi kalo mau berhaji, daftarnya 25 jutaan, antrian keberangkatan lebih dari 15 tahun, dan biaya total haji hingga 35 jutaan.
Betapa senangnya ketika menyimak adik-adik junior yang baru lulus, kini sudah bisa menikmati bekerja di luar negeri. Berbaur dengan rekan-rekan seprofesi dari negara lain. Belajar bahasa inggris dan arab tanpa harus membayar biaya kursus. Tanpa harus mencari native speaker.
Pokoknya everyday is learning day. Speaking, speaking and speaking. Disadari atau tidak disadari, akhirnya kemampuan berbahasa inggris dan arab kian terasah.
Berumrah dan berhaji adalah dua kenikmatan yang tak ternilai harganya ketika nurses bekerja di Saudi. Saya yakin masih banyak yang lainnya. Maklum lah, saya sendiri belum pernah kerja disana. Tapi dengan membaca status-status mereka di dunia maya, turut membuat saya bangga. Bangga sebagai sejawat di profesi keperawatan ini. Bangga sebagai sesama perantau di luar negeri.
Dear Hamid Abdul, Akbar Apriansyah, Ahmad Irfankhan Hamim Sutopo, Muhammad Irfan Adriansyah, Achir Fahruddin, salam hormat dari Qatar. Semoga kalian menikmati perjuangan bekerja sebagai perawat di negeri orang. Di pundak kalian, nama baik bangsa dan profesi.
Qatar, 15 September 2016
Sugeng Riyadi (@sugengbralink)
Foto by Hamid (Perawat Indonesia yg bekerja di Madinah 2016)