Wednesday, October 19, 2016

Mengejar Mimpi Tanpa PJTKI

Hanya berbagi pengalaman hidup, semoga bisa diambil manfaatnya.

6 tahun lalu, Alhamdulillah saya ketrima di sebuah perusahaan milik pemerintah di Qatar.

Pertanyaan yang banyak muncul, dulu masuk ke LN via PJTKI mana? Berapa biayanya? Berapa gajinya? Enak nggak disana? Masih ada lowongan nggak?

Alhamdulillah, saya termasuk dari sekian banyak yang beruntung. Tak hanya saya yang berlatar belakang Nurse, banyak juga yang bekerja di sektor Oil & Gas.

Saya termasuk yang tidak harus melewati berbagai macam tahapan seleksi via PJTKI. Ketika ada informasi lowongan yang dibagai oleh seorang kawan yang sudah lebih dulu di Qatar, saya langsung mengirimkan CV dan lamaran kerja via website.

Alhamdulillah, tak menunggu lama, saya termasuk dari sekian kandidat yang lolos seleksi administrasi dan dijadwalkan untuk mengikuti wawancara via online.

Hari yang ditunggu tiba, berlangsunglah wawancara oleh user secara online. Ada seorang interviewer di seberang sana dengan gagang telponnya, sementara saya tetap berada di Indonesia dengan menggenggam handphone.

Pertanyaan demi pertanyaan mampu saya jawab. Di akhir wawancara, user menginformasikan bahwa hasil wawancara akan diberitahukan via email dalam beberapa minggu ke depan.

Waktu berlalu, lagi-lagi saya masih beruntung. Saya menjadi satu dari dua yang terseleksi. Semenjak saat itu, pihak user meminta saya menyiapkan passport dan berbagai macam dokumen terkait sekolah dan training seperti tercantum di CV.

Karena kebanyakan masih berbahasa Indonesia, saya pun mengirimkan dokumen-dokumen tersebut ke lembaga penterjemah tersumpah untuk diterjemahkan ke dalam bahasa inggris.

Pihak perusahaan meminta saya untuk tidak resign dari perusahaan tempat saya bekerja waktu itu, sampai benar-benar saya lolos semua tahapan seleksi. Tiga bulan berikutnya, visa kunjungan dikirim via email.

Dalam email tersebut, user meminta saya untuk datang ke Qatar guna wawancara langsung dengan user.

Tiket pesawat, visa dan akomodasi sudah disiapkan. Tak sepeserpun uang saya belanjakan untuk visa, tiket maupun hotel. Hanya berbekal uang secukupnya untuk uang saku in case of emergency. Sampai uang airport tax pun dapat reimburesement (ganti). Alhamdulillah!

Setiba di Qatar, saya diantar ke hotel oleh penjemput yang sudah disiapkan. Hari pertama tiba di Qatar, saya diminta istirahat, baru keesokan harinya menghadap pewawancara untuk wawancara dihadapan 3 orang.

Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh. Saya dinyatakan lulus wawancara. Hari itu juga saya langsung menjalani tes kesehatan.

Tiga bulan berikutnya, saya mendapatkan visa kerja dan mulai bergabung bersama para pekerja multinasional di Qatar. New life, new environment and new challenge!

Khuff, 01 Januari 2015

No comments:

Post a Comment

Thanks for reading this blog!