Wednesday, October 19, 2016

5 PERTANYAAN KUNCI

Tahun 2007 waktu itu memasuki tahun kelima saya bekerja di sebuah perusahaan bertaraf internasional di bilangan Jakarta Selatan sebagai Onsite Paramedic/Nurse, perusahaan kami menyebutnya Rotating Paramedic. Saya bekerja bersama rekan-rekan nurse satu perusahaan yang berasal dari berbagai propinsi di Indonesia. Termasuk dengan para dokter, laboratorium technician, xray technician, dentist dan dental nurses. 3 tahun lamanya saya ditempatkan di sebuah perusahaan tambang batubara terbesar di Pulau Kalimantan, namanya PT. Kaltim Prima Coal.

Kurun waktu 2005 hingga 2006, perusahaan yang berkantor pusat di Perancis itu memindahtugaskan saya di dua tempat, yaitu lokasi eksplorasi batubara PT. BHP Billiton Kalimantan Tengah dan lokasi konstruksi LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Propinsi Papua Barat.


Dalam waktu 1 tahun tersebut, saya secara rotasi bekerja di dua lokasi tersebut. Kisah perjalanan saya di tengah belantara hutan kalimantan dan pinggiran teluk bintuni akan saya uraikan di artikel terpisah.

Setelah puas dengan 3 tahun di tambang batubara, 1 tahun di explorasi batubara dan konstruksi LNG Plant, berikutnya perusahaan memberikan saya kesempatan menikmati lokasi pengeboran lepas pantai (offshore drilling).

Dengan rotasi sebulan kerja sebulan libur, saya beberapa kali naik helicopter ke lokasi pengeboran minyak milik PT. Chevron di Delta Mahakam, Kalimantan Timur. Selepas itu, terbang jauh ke Selat Salawati menuju lokasi pengeboran migas milik Pearl Oil. Nah, di lokasi inilah kisah hidup saya menuju negeri di tanah arab akan dimulai.

Memasuki pertengahan tahun 2007, seorang senior yang sudah berpindah kerja ke Qatar memberikan informasi bahwasannya ada lowongan kerja Ambulance Nurse. Ahmad Nawawi asal Aceh yang biasa saya panggil Abang Awi memberitahu saya untuk mengirimkan lamaran dan update Curriculum Vitae (CV) via Mas Joko Winarno. Mas Joko ini menempati posisi Senior Ambulance Nurse di Messaeed Medical Center, Qatar Petroleum.

Informasi lowongan itu dikirim melalui email oleh Abang Awi. Saya pun segera memfollow up peluang itu. Segera saya membuat lamaran kerja dan mengupdate CV. Tanpa berpikir panjang saya kirim langsung ke Mas Joko Winarno.

Namanya rezeki itu urusan Alloh, bukan sebuah kebetulan mungkin, ternyata Mas Joko ini berasal dari Kabupaten Banyumas. Maka sejak perkenalan kali itu semakin membuat saya lebih rileks untuk bertanya segala macam tentang pekerjaan sebagai Ambulance Nurse di Qatar. Saking santainya, hampir semua percakapan saya dengan Mas Joko menggunakan Bahasa ngapak (dialek local yang biasa dipakai oleh orang-orang Barlingmascakeb/Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen.

Memanfaatkan Yahoo Messenger Chat, pertanyaan-pertanyaan saya dibalas dengan baik oleh Mas Joko. Hal inilah yang semakin menyemangati saya untuk mempersiapkan diri merantau ke jazirah arab. Tips-tips wawancara menjadi pertanyaan yang sering saya lontarkan ke beliau selain pertanyaan-pertanyaan seputar pekerjaan dan kehidupan di Qatar.

Alhamdulillah di akhir tahun 2007 saya mendapatkan email dari pihak personalia Qatar Petroleum. Email itu mengabarkan bahwa CV saya termasuk yang terpilih untuk mengikuti tahap seleksi berikutnya. Saya diminta bersiap beberapa bulan kedepan akan diadakan wawancara via telepon.

Telephone interview, hal yang belum pernah saya alami sebelumnya. Beberapa kali menjalani interview pekerjaan semuanya wawancara face to face. Setelah mendapat akan adanya telephone interview, saya pun segera bertanya lagi ke Mas Joko. Dari situ akhirnya saya mempunyai gambaran tentang interview via telephone.

Awal 2008 di satu pagi saat liburan kerja dari Papua, saya menerima SMS jikalau pagi sekitar jam 11 WIB siap-siap menerima telephone dari Qatar. Selepas mengantar istri ke tempat kerja saya pun langsung bergegas menuju Masjid Agung Darussalam Purbalingga. Mengambil wudhu, dilanjut sholat dhuha dan berdo’a agar diberikan kemudahan menjawab wawancara hari itu.

Dengan perasaan dag dig dug menunggu sekian lama, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Pesan singkat melalui SMS dari Mas Joko masuk ke handphone. Saya diminta mencari tempat yang tidak terlalu bising karena sebentar lagi akan ditelpon untuk wawanacara melalui telepon (phone interview). Saya langsung bergegas ke sebuah café internet di Kota Purbalingga. Sambil nongkrong santai di pojok café, tak berselang lama handphone jadul saya pun berdering.

Ada Mr. Gregory Rayner di ujung telepon. Beliau ini Lead Nurse di Messaeed Medical Center. Suaranya tak terdengar jelas (menurut saya), maklum lah Bahasa inggris aksen Australia. Selain kalimatnya terdengar cepat oleh telinga saya, Bahasa inggris saya juga masih pas-pasan. Alhamdulillah ada Mas Joko disamping Greg, sehingga beliau membantu mengulang pertanyaan yang dilontarkan.

Beberapa pertanyaan dilontarkan oleh Mr. Greg. Pertanyaan perdana, saya diminta memperkenalkan diri. Dengan Bahasa inggris semampunya saya jelaskan data diri, pendidikan dan pengalaman kerja. Pertanyaan kedua tentang alasan saya kenapa tertarik bergabung menjadi Ambulance Nurse. Alhamdulillah dengan tenang dan percaya diri saya mampu menguraikan secara gamblang.

Pada pertanyaan ketiga, Mr. Greg menanyakan ‘What is the 5 questions you ask to the caller when you receive an emergency call?’. Saya sempat tidak jelas mendengar pada kata ‘caller’, dengan dibantu Mas Joko akhirnya saya maksud dengan apa yang ditanyakan Mr. Greg. Dengan pengalaman kerja saya dibidang pre hospital selama 5 tahun terakhir, pertanyaan ketiga dapat saya jawab dengan lancar. Ketiga pertanyaan sudah saya jawab semua. Di akhir percakapan telephone, Mr. Greg mengucapkan selamat ke saya atas wawancara pagi itu. Beliau Nampak puas dengan jawaban-jawaban saya.

Di akhir wawancara pagi itu, saya diberitahu agar tetap bekerja di perusahaan yang sama, jangan resign dulu. Dalam waktu 3 bulan saya akan mendapatkan informasi lanjutan apakah lanjut ke tahapan berikutnya atau tidak.

Tanggal 11 Maret 2008, saya mendapatkan email dari HRD Qatar Petroleum, Ms. Betty Joseph namanya. Beliau mengirimkan e-ticket penerbangan saya ke Doha tertanggal 17 Maret 2008. Saya dijadwalkan menghadapi face to face interview dengan interviewer di Doha, Qatar. Rasa senang luar biasa ketika email itu saya terima. Saya seakan berada di alam mimpi. Saya baca berulang-ulang. Hingga saya yakin bahwa itu memang nyata adanya. Kegembiraan kemudian saya kabarkan ke istri dan ibu tercinta. Dua wanita yang saya sangat cintai dan sayangi.

Pagi hari jam 06.00 pesawat Qatar Airways mendarat sempurna di Doha International Airport. Sebuah perasaan gembira yang luar biasa bisa mendaratkan kaki di luar negeri. Namun kegembiraan itu tak berlangsung lama karena saya harus segera bersiap menghadapi interview. 

Kali itu saya terbang berdua dengan Muhammad Arief Hidayat. Arief ini kebetulan kerja satu perusahaan di Jakarta. Jadi sudah kenal sebelumnya. Selepas beristirahat, petugas menjemput menginformasikan bahwa kami diminta beristirahat sehari. Wawancara kerja akan dilaksanakan esok hari.

Alhamdulillah wawancara siang itu berjalan lancar. Wawancara di hadapan 3 pewawancara berlangsung di Ras Abu Aboud Medical Center. Di akhir wawancara, semua pewawancara nampak puas dan menginformasukan ke kami untuk menjalani medical check up keesokan harinya.

19 Maret 2008 pagi hari semua proses medical check up berjalan lancar. Perasaan pun plong. Siang harinya setiba di Hotel Qatar Palace, Abang Nawawi datang menjemput ke lobi hotel. Beliau ajak kami berdua berkeliling ibukota Doha. Jam 01.05 dini hari, Qatar Airways kembali mengudara dan membawa kami kembali ke Soekarno Hatta International Airport.

Diantara waktu-waktu interview itu saya masih berstatus sebagai karyawan perusahaan yang berkantor di Jl. Puri Sakti Jakarta Selatan. Seminggu sesudah perjalanan saya ke Doha, tanggal 2 April 2008 saya mendapatkan job offer dan diminta mengisi data diri secara lengkap. Setelah konsultasi dengan Abang Nawawi dan Mas Joko, akhirnya saya menyetujui job offer itu. Kesiapan saya tersebut berlanjut dengan sebuah email yang masuk pada 29 April 2008 yang meminta saya untuk segera resign dari pekerjaan (You may now resign your present employment).

Dear Mr. Riyadi,

We are pleased to advise that the attached entry visa for you is now ready at Doha International Airport. You may now resign your present employment.

Please advise us of the earliest date and airport for your mobilization to enable us to arrange for your PTA and flight reservations.

On your mobilization please bring a copy of your entry visa and upon arrival in Doha airport please report to the Visa Section, which is located on the left side of the arrival terminal, in order to have your entry visa stamped in your passport.

We look forward to hearing from you soonest and please confirm receipt.

Regards.
For Qatar Petroleum
Hasnizam Bin Hashim
Recruitment Supervisor

Puji syukur saya panjatkan kehadiratNya atas karunia itu. Sebuah proses panjang yang berakhir manis. Tanpa sepeser pun uang yang saya keluarkan untuk proses wawancara kerja itu. Semua telah diatur oleh pihak Qatar Petroleum dari mulai visa, tiket pesawat, akomodasi, transportasi dan pengganti uang airport tax. Namun disisi lain ada perasaan sedih, karena saya harus berpisah dengan istri dan anak kami yang masih berumur 2 tahun waktu itu.

Email dari HRD masuk lagi ke inbox tertanggal 15 Mei 2008, Wow ternyata eticket keberangkatan saya ke Doha 27 Juni 2008.

Dear Mr. Riyadi,

We are pleased to advise that the following travel arrangement has been made for you to travel on 27th June 2008:

Booking Ref.: YMMTWN
Flight GA 215 27JUN JOG/CGK Dep.1935 Arrv.2040
Flight QR 639 27JUN CGK/DOH Dep.2335 Arrv.0610

Please contact Qatar Airways Yogyakarta Office on the second week of June 2008 for your air ticket and confirm by return that you will travel as scheduled.

Your temporary accommodation in Doha has been arranged at Qatar Palace Hotel and you will be met by our representative (Tel. No. 5544875 / 5544682) who will be waiting for you in front of Ramada Hotel's counter at the Doha International Airport. Looking forward to hearing from you and please confirm receipt of this e-mail.

Kind Regards,
Betty Joseph
Human Resources Recruitment
Qatar Petroleum

Tiket inilah yang kemudian mengantarkan saya ke negeri dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia. Tiket yang mengantarkan saya memulai hidup baru sebagai bagian Diaspora Indonesia di Qatar. Tiket yang menjadi awal dimulainya sejarah hidup saya berpisah dengan keluarga demi mencari nafkah di negeri seberang.

Qatar, 12 Februari 2016


1 comment:

Thanks for reading this blog!