Wednesday, January 28, 2015

Layanan Ambulance di Indonesia, Peluang dan Harapan

@Nursing_Post | Fakta Yang Ada

Mungkin sering kita melihat di negeri kita, ketika sebuah kecelakaan lalu lintas terjadi, korban yang berlumuran darah atau sudah tak sadarkan diri hanya diangkut dengan kendaraan bak terbuka.

Korban-korban yang tak berdaya itupun tak mampu menolak dan tak mampu berharap banyak mendapatkan pertolongan pertama yang sebaik mungkin. Para korban hanya bisa berterima kasih sudah ada yang membawanya ke layanan kesehatan terdekat.

Yang menyedihkan lagi jikalau si korban sudah tak sadarkan diri dan dikira meninggal, jasadnya pun terkadang hanya ditutupi dengan sebatang daun pisang. Itu pengalaman saya beberapa tahun lalu, semoga saat ini tidak terjadi lagi.

Ambulance Services di Qatar


Ambulance 999 Qatar
Berbicara mengenai layanan gawat darurat di jalan raya, saya akan berbagi pengalaman tentang layanan gawat darurat di luar negeri, dalam hal ini saya akan berkisah tentang layanan gawat darurat pra rumah sakit di Qatar.

Qatar adalah negara kecil nan kaya akan minyak dan gas bumi. Negara ini juga terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2022. Di negara ini pula sering digelar event-event berskala internasional seperti MotoGP, ATP Tennis, World Conference, dan pernah menjadi tuan rumah Asian Games 2006 dan Piala Asia 2010.

Emergency Response System di Qatar melibatkan tiga layanan yaitu Polisi, Pemadam Kebakaran dan Ambulance. Nomor emergency nya 999. Setiap warga negara baik penduduk lokal maupun pendatang mempunyai hak yang sama untuk memanggil layanan emergency ke nomor 999. Nomor 999 ini bisa ditelepon baik lewat handphone maupun telepon rumah/kantor.

Setiap penelpon nomor 999 ini akan tersambung dengan layanan hotline 24 jam. Operator akan menanyakan ke penelpon tentang kasus yang disampaikan dan akan diarahkan kepada layanan yang tepat. Misalnya seorang penelpon melaporkan tentang adanya kecelakaan jalan raya atau adanya kasus serangan jantung dan terdapat korban, maka operator 999 akan menghubungkan ke polisi dan ambulance, bahkan jikalau ada kemungkinan kebakaran dari kendaraan yang celaka atau adanya tumpahan bahan bakar di jalan raya, maka tim pemadam kebakaran pun akan diluncurkan ke lokasi kecelakaan bersamaan dengan kendaraan polisi dan ambulance.

Waktu penelpon mengontak nomor 999 sampai tibanya kendaraan emergency ke lokasi kejadian itu dinamakan response time. Bicara mengenai response time, rata-rata berkisar 8-15 menit, artinya emergency team (polisi, pemadam kebakaran atau ambulance) akan sampai dilokasi dengan durasi waktu sangat cepat. Jikalau ada korban yang terluka parah atau tak sadarkan diri pun akan segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Layanan emergency di Qatar tidak diperuntukkan untuk kawasan perkotaan saja, bahkan sampai ke tengah padang pasir sekalipun.

Misalnya saja ada orang yang sedang asyik berpetualang ke tengah padang pasir dan tiba-tiba mengalami kecelakan, maka tinggal menelpon ke 999, maka ambulance pun akan segera meluncur. Bukan ambulance darat saja, tetapi dalam kondisi lokasi sangat susah dijangkau atau membutuhkan bantuan tambahan maka layanan ambulance back up dan ambulance udara (helicopter) pun siap 24 jam menuju ke lokasi kejadian untuk memberikan bantuan.

Perlu diketahui, ambulance-ambulance di Qatar sudah dilengkapi dengan peralatan dan obat-obatan live saving (penyelamatan nyawa) tingkat lanjut (advanced). Termasuk didalamnya ada mesin kejut jantung (Defibrilator). Tenaga kesehatan ambulance nya dinamai dengan Emergency Technician atau sekarang lebih sering disebut dengan Paramedic. 

Ambulance-ambulance tersebut juga dilengkapi dengan GPS dan alat komunikasi radio yang menghubungkan antara unit yang sedang meluncur ke lokasi kejadian dengan control room. Jadinya semua pergerakan ambulance bisa dimonitor, termasuk jika ambulance yang sedang meluncur ke lokasi membutuhkan bantuan tambahan (back up), maka paramedic tinggal berkomunikasi dengan control room untuk mengirimkan ambulance back up.

Itulah tadi sekilas tentang layanan emergency di Qatar, khususnya tentang layanan ambulance 24 jam, yang tidak saja sebagai pengantar (referral) pasien yang sakit, akan tetapi lebih sebagai layanan respon ke panggilan gawat darurat untuk siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Layanannya cepat dan gratis pula.

Ambulance di Indonesia, Harapan dan Peluang

Sebagai masyarakat awam tentu kita semua mengerti bahwa hampir di setiap puskesmas dan rumah sakit sudah dilengkapi dengan unit ambulance. Tidak hanya itu, partai-partai pun ikut-ikutan memiliki ambulance. Yang menjadi konsen adalah ambulance-ambulance yang ada ternyata belum difungsikan secara optimal. Ambulance-ambulance yang ada seringkali dipakai hanya sebagai alat transportasi untuk mengirim pasien dari satu unit layanan kesehatan ke unit layanan kesehatan yang lain. Misalnya dari Puskesmas ke Rumah Sakit, atau dari Rumah Sakit tipe C ke Rumah Sakit tipe B.

Padahal kalau belajar dari layanan ambulance di negara-negara barat, atau sebagai contoh layanan ambulance di Qatar, layanan ambulance tidak hanya sebagai layanan transportasi akan tetapi juga sebagai unit emergency response yang bisa menjangkau ke lokasi kejadian dalam waktu yang sangat cepat (kurang dari 15 menit).

Di Indonesia, unit ambulance sudah berada di tiap-tiap Puskesmas, artinya di setiap kecamatan minimal sudah ada satu unit ambulance. Kalau menurut saya pribadi sebagai seorang praktisi gawat darurat pra rumah sakit (Pre Hospital Care Practicioner), adanya unit-unit ambulance di Puskesmas merupakan sebuah aset. Tinggal bagaimana menggarap aset yang sudah ada untuk menggarap sebuah peluang layanan emergency response di Indonesia.

Saya membayangkan jikalau ambulance-ambulance ini dilengkapi dengan peralatan dan obat-obatan live saving emergency kemudian ditugaskan selama 24 jam dan siap merespon panggilan emergency, maka tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tentu ini akan membuka peluang kerja bagi para perawat dan dokter lebih banyak lagi.

Setiap kita sebagai penduduk negeri Indonesia nan kaya raya sumber daya alamnya tentu akan merasa lebih tenang dan senang jikalau negerinya terus berbenah, termasuk dalam hal layanan emergency ini. 

Jikalau suatu waktu kecelakaan menimpa kita atau tetangga mengalami serangan jantung, maka tentu kita langsung akan memanggil ambulance tersebut. Semoga para pemimpin dan pengambil kebijakan di negeri ini bisa membaca peluang dan harapan rakyatnya ini. Saya yakin jikalau harapan ini tidak hanya bermanfaat bagi saya pribadi tapi bisa bermanfaat lebih banyak bagi kemaslahatan negeri Indonesia.

Harapan saya juga mungkin masyarakat Indonesia, alangkah baiknya jikalau layanan emergency di Indonesia yang melibatkan polisi, pemadam kebakaran dan ambulance tidak terpisah, melainkan menjadi satu atap seperti layanan emergency 999 di Qatar. 

Seperti kita ketahui bersama hingga hari ini untuk layanan emergency di Indonesia, ambulance 118, polisi 110, dan pemadam kebakaran 113. Coba kalau menjadi satu, tentu akan menjadi bagus dan tentunya nomornya akan menjadi gampang diingat. Misalnya saja kita kasih nomor 777 (triple seven), jadi kaya nomor James Bond ya:) (written by @sugengbralink, published at kompasiana.com)

Maju Terus INDONESIA!

Dukhan, 7 November 2013

No comments:

Post a Comment

Thanks for reading this blog!